Record Detail

Pertumbuhan penduduk yang pesat di Indonesia mendorong meningkatnya
kebutuhan akan tempat tinggal layak. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merespons
hal ini dengan membangun Rumah Susun Sewa (Rusunawa) sebagai solusi hunian
bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis implementasi sistem biaya berbasis aktivitas (Activity-Based
Costing/ABC) dalam menentukan tarif retribusi pada Unit Pengelola Rumah Susun
(UPRS) III Rusunawa Nagrak Jakarta Utara tahun 2024. Pendekatan yang
digunakan adalah studi kasus dengan metode kualitatif deskriptif dan dukungan
data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ABC mampu
mengidentifikasi aktivitas utama seperti kebersihan, keamanan, listrik, dan air, serta
mengalokasikan biaya secara lebih akurat dibanding metode tradisional. Biaya
operasional tahunan sebesar Rp40.492.008.771 dialokasikan ke 3.584 unit hunian,
menghasilkan biaya per unit sebesar Rp11.297.994 per tahun atau Rp 941.500 per
bulan. Dibandingkan metode tradisional yang menghasilkan biaya Rp865.000 per
bulan, pendekatan ABC memberikan hasil yang lebih proporsional dan
mencerminkan konsumsi aktivitas yang sebenarnya. Temuan ini menunjukkan
bahwa ABC tidak hanya meningkatkan akurasi perhitungan, tetapi juga mendukung
prinsip transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan rusunawa. Penerapan metode
ini direkomendasikan sebagai dasar sistem pembiayaan berkelanjutan untuk
perumahan publik di perkotaan.